Selamat Datang di Blog Perusahaan Sri Kandi R, Kami Bergerak di Bidang Pemesanan Makanan (catring) untuk pemesanan daerah Madiun dan sekitarnya dan Produksi Olahan Khas Jawa (bisa terima pesanan dari Luar Jawa) Pemesanan Hubungi: telp. 0812 5974 2102 atau (0351) 471901 srikandi_footech@yahoo.com di produksi oleh: Sri Kandi Takeran 63383 Magetan
Sabtu, 16 Oktober 2010
Menulis Susahkah?
Menulis memang bukan perkara yang mudah, apalagi menulis yang memang di khususkan untuk media. Hampir seluruh kaum awam berasumsi bahwa menulis adalah kegiatan yang susah di lakukan. Namun, fakta membuktikan bahwa menulis adalah hal yang banyak di lakukan manusia di jaman yang serba IPTEK ini. Beberapa penulis terkenal telah membuktikan bahwa jejek mereka telah di gemari sebagian orang. Di buktikan dengan banyaknya pengguna Blog untuk mengekpresikan akan tulisan penggunanya..
Dalam Diskudi Internal UAPKM (Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiwa) jumat malam yang membahas tentang Masalah menulis dalam media. Beberapa permasalahan muncul dari floor tentang tulisan-tulisan yang pernah mereka baca maupun yang pernah mereka buat. Fiksi dan Non Fiksi merupakan hal yang dipertanyakan dalam proses penulisannya. Semuanya membahas masalah-masalah penulisan anggota UAPKM 2010 Angkatan Baru (ANGBA).
Susahnya menulis di media yang berbentuk non Fiksi
Menulis fiksi juga tak sama entengnya dengan menulis non fiksi. Permasalahan yang mencuat dalam diskusi malam itu yaitu masalah penulisan dalam cerita pendek (cerpen). Di tanggapi banyak sekali floor dan Angkatan lama (ANGLA) bahwa sebenarnya menulis cerpen adalah sebuah luapan isi pikiran, tentunya dengan adanya tema dan alur cerita. Di situlah nanti cerita akan berjalan sesuai dengan sang penulis. Tak salah jika semua itu di coba dengan semaksimal mungkin dan tak salah jika semua itu di lakukan dengan niat serta sepenuh jiwa.
Banyak orang berkata bahwa cerpen adalah cerita yang tak layak di baca karena ceritanya yang cemen. Tapi dalam konteks media bahwa cerpenlah yang mengangkat media tersebut (cerpen sebagai salah satu rubriknya). Hal itu didasari dari rendahnya minat baca masyarakat kita dan susahnya menumbuhkan rasa keingin tahuan melalui sebuah buku. Memang pada intinya menulis sebuah cerpen membutuhkan daya Imajinasi (khayal) yang tinggi dan emosi yang baik.
Susahnya menulis berita dalam Majalah, Koran dan Tabloid
Koran adalah media informasi cetak update yang banyak di gemari sebagian masyarakat. Selain beritanya yang diangkat selalu hangat di bicarakan dalam pembahasannya pun koran, salah satu media cetak ini juga membahas secara mendalam dalam beberapa rubriknya, dengan menggunakan bahasa yang formal. Dalam menulis berita di koran, majalah dan tabloid memang tak mudah selain berita merupakan jenis tulisan yang harus di pertanggung jawabkan kebenarannya oleh sang penulis tersebut.
Sama saja sebenarnya majalah juga merupakan media cetak dengan unsur-unsur berita di dalamnya hanya yang membedakan adalah bahasa yang di gunakan dalam media ini sedikit ringan dan pembahasan suatu masalah sangat mendalam. Karena majalah merupakan media yang sedikit lama masa bacanya sehingga majalah memesukkan beberapa rubrik yang membuat majalah sedikit bertahan di masyarakat.
Membahas masalah tabloid memang tiada habisnya bahasanya pun juga tak seformal koran dan isinya merupakan berita yang harus bertahan lama di masyarakat , karena masa terbit tabloid yang tak secepat koran. Dalam tabloid pembahasan masalahnya hanya di bahas dengan konsep yang mendalam. Peminat tabloid di masyarakat sngat banyak sehingga banyak sekali tabloid yang kini telah beredar di masyarakat dari tabloid masakan sampai tabloid selebriti dan hiburan.
Susahkah membuat Opini?
Opini, gagasan penulis yang tercipta karena adanya masalh dan diuraikan berdasarkan teori-teori sehingga penulis memberikan saran dan memecahan masalah yang konkrit dan tidak asal-asalan. Dalam membuat opini banyak sekali masalah mulai dari penulisan yang tidak fokus, segmentasi dan buntu pada pertengahan menulis. Tapi banyak sekali manfaat dari menulis opini selain menembah ilmu pengetahuan kita tentang msalah yang sedang kita angkat, manfaat yang tersirat bahwa dirikita terlatih kritis terhadap sebuah masalah.
Waktu menunjukkan pukul 21.30 sehingga kita tak dapat melanjutkan diskusi pada Edisi Jumat, 15 oktober 2010. Hal berikutnya adalah penarikan kesimpulan dari diskusi internal bertema “susahkah menulis” bahwa niat dan dasar-dasar menulislah yang membuat seorang penulis dapat melanjutkan tulisannya dengan baik. Dasar-dasar teori menulis yaitu pengetahuan tentang isi tulisan yang akan di tulis. Sehingga tak salah bahwa diskusi pada malam itu memeng membuat floor merasa tertambah ilmun ya dan pengalaman menjadi seorang penulis dalam media.
Sebagai syarat masuk diskusi internal edisi jumat depan tugas meresume diskusi edisi jumat lalu inilah yang di minta. Semoga tulisan saya bermanfaat khususnya untuk saya sendiri.
Dalam Diskudi Internal UAPKM (Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiwa) jumat malam yang membahas tentang Masalah menulis dalam media. Beberapa permasalahan muncul dari floor tentang tulisan-tulisan yang pernah mereka baca maupun yang pernah mereka buat. Fiksi dan Non Fiksi merupakan hal yang dipertanyakan dalam proses penulisannya. Semuanya membahas masalah-masalah penulisan anggota UAPKM 2010 Angkatan Baru (ANGBA).
Susahnya menulis di media yang berbentuk non Fiksi
Menulis fiksi juga tak sama entengnya dengan menulis non fiksi. Permasalahan yang mencuat dalam diskusi malam itu yaitu masalah penulisan dalam cerita pendek (cerpen). Di tanggapi banyak sekali floor dan Angkatan lama (ANGLA) bahwa sebenarnya menulis cerpen adalah sebuah luapan isi pikiran, tentunya dengan adanya tema dan alur cerita. Di situlah nanti cerita akan berjalan sesuai dengan sang penulis. Tak salah jika semua itu di coba dengan semaksimal mungkin dan tak salah jika semua itu di lakukan dengan niat serta sepenuh jiwa.
Banyak orang berkata bahwa cerpen adalah cerita yang tak layak di baca karena ceritanya yang cemen. Tapi dalam konteks media bahwa cerpenlah yang mengangkat media tersebut (cerpen sebagai salah satu rubriknya). Hal itu didasari dari rendahnya minat baca masyarakat kita dan susahnya menumbuhkan rasa keingin tahuan melalui sebuah buku. Memang pada intinya menulis sebuah cerpen membutuhkan daya Imajinasi (khayal) yang tinggi dan emosi yang baik.
Susahnya menulis berita dalam Majalah, Koran dan Tabloid
Koran adalah media informasi cetak update yang banyak di gemari sebagian masyarakat. Selain beritanya yang diangkat selalu hangat di bicarakan dalam pembahasannya pun koran, salah satu media cetak ini juga membahas secara mendalam dalam beberapa rubriknya, dengan menggunakan bahasa yang formal. Dalam menulis berita di koran, majalah dan tabloid memang tak mudah selain berita merupakan jenis tulisan yang harus di pertanggung jawabkan kebenarannya oleh sang penulis tersebut.
Sama saja sebenarnya majalah juga merupakan media cetak dengan unsur-unsur berita di dalamnya hanya yang membedakan adalah bahasa yang di gunakan dalam media ini sedikit ringan dan pembahasan suatu masalah sangat mendalam. Karena majalah merupakan media yang sedikit lama masa bacanya sehingga majalah memesukkan beberapa rubrik yang membuat majalah sedikit bertahan di masyarakat.
Membahas masalah tabloid memang tiada habisnya bahasanya pun juga tak seformal koran dan isinya merupakan berita yang harus bertahan lama di masyarakat , karena masa terbit tabloid yang tak secepat koran. Dalam tabloid pembahasan masalahnya hanya di bahas dengan konsep yang mendalam. Peminat tabloid di masyarakat sngat banyak sehingga banyak sekali tabloid yang kini telah beredar di masyarakat dari tabloid masakan sampai tabloid selebriti dan hiburan.
Susahkah membuat Opini?
Opini, gagasan penulis yang tercipta karena adanya masalh dan diuraikan berdasarkan teori-teori sehingga penulis memberikan saran dan memecahan masalah yang konkrit dan tidak asal-asalan. Dalam membuat opini banyak sekali masalah mulai dari penulisan yang tidak fokus, segmentasi dan buntu pada pertengahan menulis. Tapi banyak sekali manfaat dari menulis opini selain menembah ilmu pengetahuan kita tentang msalah yang sedang kita angkat, manfaat yang tersirat bahwa dirikita terlatih kritis terhadap sebuah masalah.
Waktu menunjukkan pukul 21.30 sehingga kita tak dapat melanjutkan diskusi pada Edisi Jumat, 15 oktober 2010. Hal berikutnya adalah penarikan kesimpulan dari diskusi internal bertema “susahkah menulis” bahwa niat dan dasar-dasar menulislah yang membuat seorang penulis dapat melanjutkan tulisannya dengan baik. Dasar-dasar teori menulis yaitu pengetahuan tentang isi tulisan yang akan di tulis. Sehingga tak salah bahwa diskusi pada malam itu memeng membuat floor merasa tertambah ilmun ya dan pengalaman menjadi seorang penulis dalam media.
Sebagai syarat masuk diskusi internal edisi jumat depan tugas meresume diskusi edisi jumat lalu inilah yang di minta. Semoga tulisan saya bermanfaat khususnya untuk saya sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)